Untukmu, Teman Seumur Hidupku

Photo by Lisa on Pexels.com

Dalam salahku engkau memaafkan.

Dalam kurangku, engkau melengkapi.

Bersamamu, sempurnalah hidupku.

Terima kasihku, aku mencintaimu.

Engkau adalah temanku. Teman yang ku bersamai semenjak kita berkenalan dengan baik. Teman yang menyelami diriku hingga ke dasar lubuk hati terdalam, hingga engkau mengetahui siapa diriku sesungguhnya. Teman yang tidak meninggalkanku karena aku menolakmu. Teman yang tetap membuntutiku walaupun aku bilang ingin jauh darimu. Teman yang tetap ada, sekalipun kelak ku tiada. Untukmu teman hidupku, ku ucapkan, terima kasih atas semua.

Ya, terima kasih atas segala pengorbanan yang mungkin tidak pernah terpikirkan olehmu sebelumnya. Akan tetapi, engkau begitu mudahnya berkorban untukku, tanpa perasaan berat sama sekali. Engkau sungguh sangat ringan melakukannya. Terima kasih ya.

Aku, sebagai seorang yang selama ini mendamba kehadiranmu dalam hidupku, sungguh sangat merasa beruntung. Aku bahagia dengan kehadiranmu dalam kehidupanku. Maka, bersamamu kehidupan yang ku jalani menjadi terasa lebih hidup. Ya. Hidupku menjadi lebih bermakna dengan adanya engkau dalam hidupku.

Buatmu, teman seumur hidup yang sampai saat ini masih membersamaiku. Bagaimana keadaanmu sekarang? Apakah engkau dalam kondisi baik-baik saja sebagaimana yang ku lihat? Apakah engkau sungguh sangat menikmati waktumu, seperti yang ku perhati? Apakah engkau juga sangat bahagia dengan keberadaanku bersamamu?

Untukmu yang ku sayangi, ku cintai sepenuh hatiku. Engkau yang tetap sangat baik padaku, walaupun sesekali ku tidak membaikimu karena kurangnya pengetahuanku tentang kebaikan demi kebaikan yang semestinya ku lazimi. Engkau yang tetap tersenyum padaku, sekalipun aku terkadang berparas kurang menyenangkan di matamu. Engkau yang tetap berusaha membuatku senang, sekalipun aku sangat jarang menyenangkan hatimu. Semoga kebahagiaan senantiasa menyertaimu.

Untukmu teman seumur hidupku yang penuh kebaikan, semoga ku masih ada kesempatan untuk mencontoh dan meneladani dirimu. Semoga, semoga masih ada waktu. Waktu yang tepat tersebut adalah saat ini, ya, sekarang. Aku ingin, melakukan yang terbaik dari diriku, untukmu. Semoga engkau suka, dan tersenyum penuh bahagia, karenanya. Ku mempersembahkan suara ini untukmu, semoga sampai padamu yang ku tuju. Segera, sesegeranya, walau pun tidak harus saat ini. Doaku untukmu, selalu. Doa yang selalu menemanimu, karena diriku tidak selalu ada di sisimu.

Dariku.

Untukmu.

🙂 🙂 🙂

2 Comments

Ayo mengabadikan kisah persahabatan kita dalam tulisan ^_^

Please log in using one of these methods to post your comment:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s