Pada kesempatan yang engkau sempatkan, aku senang kita bisa bersama, di sini. Kebersamaan yang membuatku tersenangkan hati. Kebersamaan yang membuatku dapat mengembangkan senyuman lagi. Kebersamaan yang akan menjadi kenangan pada suatu hari nanti. Kebersamaan yang akan mengingatkan kita pada hari ini yang kita jalani.
Hari ini. Ya, hari ini kita bersama menempuh waktu. Bukan hanya aku yang sampai di sini, namun engkau juga. Kita sama-sama memandang tempat yang sama, menikmati nuansa alam serupa. Membuat kita saling mengungkap haru atas semua. Sebab, kesempatan sama tidak terulang untuk kali kedua, benar begitu ya?
Ya. Kesempatan waktu yang engkau luangkan untuk kebersamaan kita, membuatku bahagia. Kebahagiaan yang tidak mudah bagiku untuk mengungkapkannya, namun ku masih mencoba. Ya, mencoba.
Aku mencoba merangkai kata untuk menguraikan rasa yang ku punya. Rasa yang semoga engkau juga mengalaminya. Sehingga, antara kita tetap ada kesamaan, walau tidak pada waktu sama.
Artinya, saling membagi bahagia atas yang ada, menjadi alasan kita kembali bahagia pada waktu berbeda. Ini yang acap kali ku alami. Makanya, kini, ku mau membagi.
Yah, berbagi denganmu melalui susunan kata, masih saja ingin ku coba. Aku mencoba menatanya menjadi rapi, ada, dan kemudian mampu menciptakan ekspresiku berikutnya.
Apakah dari manyun menjadi senyum? Apakah dari senang menjadi sedih? Apakah dari tertawa berubah nangis? Apakah dari biasa-biasa saja menjadi bernuansa wah luar biasa? Apakah dari meluap-luap menjadi tenang, adem, ayem, teduh nan damai menenteramkan pikiran? Apakah dari sesabar-sabarnya menjadi tidak dapat mengendalikan emosi lagi?? Semua, akan kembali ku saksikan setelah rangkaian kata-kata, tercipta.
Ya, merangkai kata, masih ku usaha. Aku mengusaha sekata demi sekata. Aku berjuang sepatah demi sepatah. Aku mau membuatnya menjadi alasanku tersenyum kemudian. Dan satu yang pasti, ku ingin membagikan aneka keadaan yang ku temukan dalam perjalanan hidup ini. Apakah perjalanan tersebut mengesankan? Atau malah tidak berkesan sama sekali?
Hai, aku sering mendeteksinya dengan merangkai catatan demi catatan. Lalu, dalam kebersamaan kita pada waktu yang engkau luangkan ini, bagaimana kondisinya, teman?
Iya, terkadang kita bertatap muka, bertemu dan bersua pada sebuah tempat. Lain waktu, kita memang berjarak raga untuk kemudian melanjutkan langkah-langkah hidup lagi. Terkadang kita kembali bersapa dari jauh, di antara kesibukkan masing-masing yang tidak dapat kita jeda semau kita. Terkadang kita dapat berbagi hanya melalui suara. Terkadang, hanya melalui selembar potret masa silam. Terkadang, memang begitu, tidak semua keadaan sesuai dengan yang kita inginkan. Walau begitu, tetaplah bergerak, teman. Ayo melangkah, mari melanjutkan perjalanan. Karena setiap keadaan pasti ada hikmahnya, dalam kehidupan.
Semoga, dalam keadaan apapun yang kita alami, kita masih dapat mengembangkan senyuman, membaginya untuk menyenangkan hati sesiapapun yang memandang. Dengan begitu, menjadi alasan bagi kita untuk tetap membersamainya ‘senyuman’. Sekalipun dari balik awan kesedihan yang menerpa-nerpa pikiran, kita tetap tersenyum pada alam. Meski untai kenangan tentang masa silam selalu saja menyusutkan semangat, kita terus berusaha tersenyum dan kemudian membagikannya. Mudah-mudahan dengan senyuman, ada keringanan dalam keberatan, ada kelonggaran dalam himpitan, ada jalan terbuka dari kementokan.
Semoga, selalu ada jalan.
Ya, selagi kita memiliki kemauan, jalan-jalan membentang panjang, teman. Nikmatilah bagaimana pun jalan yang menyampaikanmu pada tujuan. Karena engkau akan menemukan makna dalam perjalanan, kalau engkau bersedia menikmatinya.
Hayati, nikmati dan senyumi.
🙂 🙂 🙂
Ayo mengabadikan kisah persahabatan kita dalam tulisan ^_^